CINTA = CIndolo Na TApe bercerita tentang kehidupan Timi (A. Thezar Resandy), yang seorang siswa kelas 1 salah satu SMP Negeri di kota Makassar. Kehidupannya benar-benar ordinary teenager, terutama tentang persahabatannya yang sangat solid dengan Ian (Brillian Rexy Sondakh) dan ketika dia jatuh cinta dengan seorang cewek bernama Tenri (Edna Triwahyuli). Kehidupan para remaja, seperti Timi, kadangkala dianggap berbeda oleh para orang dewasa di sekitarnya, hingga mereka berusaha untuk mencaritahu sendiri bagaimana cara mereka bersikap, berperilaku, dan berpikir agar dapat diterima oleh para orang dewasa dan tidak dipandang sebelah mata lagi oleh para orang dewasa di sekitarnya.
Kelebihan dari film indie ini adalah dari segi budaya lokal yang mereka angkat dan dari segi penyutingannya. Budaya lokal Makassar yang sangat terkenal dengan logatnya yang khas sangat kental mewarnai film ini. Sangat polos dan apa adanya dalam bertutur.
Cinta = CIndolo Na TApe
Copyright © Inhil Media All rights reserved.
Skin By Johan Jm
Keping-keping konflik (subplot)
Dalam keseharian ABG mereka punya pemahaman tersendiri tentang seperti apa ia harus bersikap, berpikir, dan berperilaku. Nah, kadang-kadang ketika hal ini dipandang dari kacamata orang dewasa konstruksi menjadi hal yang tersepelekan.
Persahabatan.
Bagaiamana seorang ABG yaitu tokoh utama (TIMI) mengungkapkan ekspresi dirinya tentang persahabatan dan Cinta.
Bagaiamana “culunnya” (sudut pandang dewasa) reaksi diri anak ABG (TIMI) ketika untuk pertamakalinya mengenal yang cinta.sejauh mana perjuangannya memperoleh cinta pertamanya.
Interaksi Sosial pemukiman Kompleks
bagaimana konsep pemukiman kompleks punya andil dalam membentuk watak ABG setempat. Misalnya permasalahan kompleks pemukiman baru yang kekurangan remaja dewasa sehingga TIMI dan teman-temannya terpakasa “harus” mengkonstruksi sendiri seperti apa ia harus berperilaku. (implisit)
keping-keping apa yang menjadi lika-liku konflik dipemukiman dengan konsep Kompleks.
“apasaja yang menjadi persoalan-persoalan sosial keseharian didalam konsep pemukiman perkotaan (Kompleks)
kontekstualisasi antologi Makassar
filmini berusaha menganggap bahwa Makassar dalam budaya keseharian ABG pada dasarnya hampir sama dengan dinamika yang mungkin dialami perkotaan (URBAN) besar lainnya.
Nah, mungkin karakteristik Makassar sendiri akan bisa terlihat dalam detil-detil interaksi tokoh-tokoh didalamnya.
Hanya saja, yang disesalkan dalam film indie ini, memperlihatkan sebuah tingkah yang tidak berkarakter. Timi dan Ian beradegan merokok, minum minuman keras, membayar pete-pete dengan uang yang tidak sesuai dengan tarif, mengakses situs porno yang seakan-akan membolehkan adegan-adegan tersebut dilakukan oleh pelajar khususnya siswa kelas 1 SMP. Tapi, apapun itu, inilah sebagian tingkah laku pelajar kita disaat sekarang. Film indie ini benar-benar telah membawa alam nyata kedalam dunia film. Rugi kalau tidak nonton, utamanya bagi penghuni dunia di AREAL BUGIS-MAKASSAR.
0 komentar:
Posting Komentar